Perdana Menteri Jepang: Tarif Dagang AS Mempersulit Investasi
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyatakan bahwa tarif tinggi yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, dapat mempersulit investasi perusahaan Jepang di Amerika Serikat. Menurut Ishiba, perusahaan Jepang perlu menghasilkan dana untuk investasi di AS, sehingga tarif yang tinggi akan menyulitkan proses tersebut.
Kekhawatiran ini sejalan dengan hasil survei Reuters bulan lalu yang menunjukkan bahwa hampir 90% perusahaan Jepang memperkirakan kebijakan Trump akan berdampak negatif terhadap bisnis mereka.
Untuk mengatasi situasi ini, Ishiba berencana mengirim Menteri Industri Jepang, Yoji Muto, ke AS untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat pemerintahan Trump.
Langkah ini mencerminkan upaya Jepang untuk melindungi kepentingan ekonominya di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan AS. Pemerintah Jepang juga telah membentuk divisi penasihat untuk membantu bisnis menavigasi lingkungan perdagangan baru dan menawarkan akses ke pakar perdagangan serta profesional hukum.
Ketegangan perdagangan ini terjadi di tengah kekhawatiran global bahwa perang dagang dapat berdampak negatif pada ekonomi dunia. Beberapa analis berpendapat bahwa proteksionisme dapat memicu inflasi, menaikkan harga barang impor, dan memicu langkah balasan dari negara lain, yang pada akhirnya dapat merugikan produk-produk AS sendiri.
Dengan latar belakang ini, dialog antara Jepang dan AS menjadi krusial untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan dan memastikan stabilitas ekonomi kedua negara.